
Diupdate pada 4 November 2025
Mengirim uang dari Indonesia ke China menjadi kebutuhan yang semakin penting, baik untuk keperluan pribadi (misalnya kirim ke keluarga, pendidikan) maupun bisnis (misalnya pembayaran import dari China). Dengan banyaknya pilihan metode dan regulasi yang berlaku, penting memahami bagaimana cara yang cepat, aman, dan hemat biaya. Artikel Tokoremit ini akan membahas secara komprehensif cara transfer uang dari Indonesia ke China.
Beberapa alasan umum adalah sebagai berikut:
Pembayaran import barang dari supplier di China (kami tahu banyak pelaku UMKM di Indonesia melakukan ini).
Kiriman uang ke keluarga atau kerabat yang tinggal di China.
Bayar biaya pendidikan, akomodasi, atau jasa di China.
Investasi atau pembayaran bisnis lintas negara.
Dengan memahami kebutuhan Anda, Anda dapat memilih metode yang paling sesuai.
Baca Juga: Kesalahan Yang Harus dihindari saat Kirim Uang ke China
Berikut beberapa metode yang sering digunakan:
Anda dapat menggunakan bank Anda di Indonesia untuk melakukan transfer ke rekening bank di China. Proses: datang ke bank, lengkapi identitas, nama penerima, nama bank penerima, kode SWIFT, dan nominal.
Kelebihan: dapat dilakukan melalui bank Anda yang sudah terpercaya.
Kekurangan: mungkin biaya tinggi, kurs kurang kompetitif, waktu lebih lama.
Sejumlah perusahaan fintech menawarkan layanan kirim uang ke China dengan biaya lebih rendah dan proses lebih cepat. Contoh: Wise (dulu TransferWise) mendukung kirim Rupiah ke RMB/Yuan China. Wise Layanan seperti Topremit juga menawarkan kirim ke China dengan biaya flat dan sampai dalam waktu singkat.
Kelebihan: lebih mudah online, biaya lebih transparan.
Kekurangan: penerima harus memenuhi syarat, mungkin ada limit transaksi.
Sebagai negara mitra, ada skema yang memungkinkan transaksi dalam mata uang lokal (Rupiah ↔ Yuan) antar bank Indonesia dan China. Contoh: Industrial & Commercial Bank of China (ICBC) Indonesia menyebutkan skema LCS Indonesia‐China yang memfasilitasi pembayaran atau penerimaan dalam Yuan/Rupiah.
Kelebihan: lebih efisien untuk pembayaran perdagangan.
Kekurangan: biasanya digunakan oleh perusahaan dan memerlukan dokumen transaksi.
Berikut panduan langkah demi langkah yang bisa Anda ikuti:
Tentukan jenis transaksi Anda: pribadi atau bisnis.
Pilih metode yang ingin Anda gunakan (bank, fintech, LCS).
Persiapkan data penerima di China:
Nama lengkap sesuai rekening
Nama bank penerima, cabang, kode SWIFT atau informasi lokal bank China
Nomor rekening atau identitas penerima (terutama bila menggunakan layanan fintech)
Masukkan jumlah uang yang akan dikirim dan mata uang penerima (biasanya Yuan /CNY).
Ketahui juga kurs dan biaya yang dikenakan.
Lakukan pembayaran dari Indonesia (dengan transfer bank, kartu debit/kredit atau metode lain sesuai layanan). Contoh: Wise mengizinkan bayar dalam IDR lalu penerima menerima CNY.
Verifikasi transaksi dan simpan bukti transfer.
Tunggu proses sampai uang diterima. Layanan cepat fintech bisa hanya dalam hitungan menit/jam.
Ada beberapa regulasi dan batasan yang perlu diperhatikan seperti di bawah ini:
Di China: Untuk seorang warga di China daratan, ada batas pengiriman keluar dan masuk sebesar USD 50.000 per tahun sebagai batasan pribadi.
Di Indonesia: Pengiriman dana keluar negeri memerlukan dukungan dokumen dan sesuai dengan regulasi Bank Indonesia (BI). Contohnya: transaksi setara di atas USD 100.000 harus menyerahkan dokumen pendukung.
Untuk skema LCS Indonesia-China: transaksi harus disertai dokumen dasar seperti faktur, kontrak, PIB/PEB jika terkait perdagangan.
Biaya, kurs, dan metode transfer bisa sangat bervariasi: penting untuk membandingkan sebelum memilih layanan.
Baca Juga: Apa Itu Alipay? Cara Daftar & Top Up Alipay di Indonesia
Anda bisa mengikuti beberapa tips berikut agar lebih hemat dan aman sebelum melakukan pengiriman uang:
Bandingkan biaya layanan dan kurs yang digunakan oleh masing-metode; kurs bisa berbeda secara signifikan.
Pilih layanan yang terdaftar dan regulasi jelas, fintech yang memiliki lisensi dan bank yang terjamin. Contoh: Tokoremit yang sudah dilisensi oleh Bank Indonesia.
Pastikan data penerima benar: nama, rekening, bank, identitas. Kesalahan bisa menyebabkan tertahan atau biaya tambahan.
Untuk transaksi bisnis besar: pastikan dokumen dasar transaksi lengkap agar tidak terhambat regulasi.
Waktu kirim: bila ingin cepat, pilih layanan yang menawarkan “instan” ke rekening bank di China atau ke e-wallet seperti Alipay/WeChat Pay.
Simpan bukti transaksi, bukti pembayaran, serta catat kurs dan biaya agar Anda dapat verifikasi di kemudian hari jika diperlukan.
Q: Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk uang diterima di China? A: Tergantung metode: layanan fintech bisa dalam hitungan menit hingga jam jika sebelum cutoff time. Transfer bank bisa 1-3 hari kerja atau lebih.
Q: Apakah saya bisa mengirim langsung dalam Yuan (CNY)? A: Ya, banyak layanan memungkinkan pengiriman langsung dalam CNY ke bank penerima di China. Contoh: Layanan bank BCA untuk Yuan remittance.
Q: Apakah ada batasan jumlah yang bisa dikirim? A: Ya. Untuk skema layanan fintech disebutkan batas penerimaan di China hingga CNY 50.000 per transaksi (bervariasi) melalui Tokoremit.
Q: Bagaimana dengan keamanan? A: Pastikan layanan yang Anda gunakan memiliki enkripsi, verifikasi identitas, dan catatan regulasi yang jelas (lisensi, izin). Contoh: Wise menyebut teknologi enkripsi dan sistem keamanan.
Cara transfer uang dari Indonesia ke China kini makin beragam dan praktis. Anda bisa memilih antara bank tradisional atau layanan fintech yang menawarkan kemudahan, kecepatan, dan biaya yang lebih rendah. Namun, penting untuk memahami regulasi, memilih layanan terpercaya, dan memastikan data penerima akurat. Dengan begitu, transaksi akan berjalan lancar, aman, dan hemat.
Informasi Terkait Lainnya:
