
Diupdate pada 18 December 2025.
Transfer uang antar negara bukan lagi aktivitas eksklusif korporasi multinasional. Individu, pelaku UMKM, importir, hingga pekerja profesional kini semakin sering melakukan pengiriman uang ke luar negeri, termasuk ke China. Namun, di balik kemudahan tersebut, terdapat mekanisme kompleks, regulasi ketat, serta risiko yang tidak boleh diabaikan.
Artikel ini membahas secara menyeluruh cara transfer uang dari Indonesia ke China dengan pendekatan yang aman, efisien, dan patuh regulasi.
Sebelum melakukan transfer uang ke luar negeri, pemahaman terhadap faktor-faktor krusial sangat menentukan kelancaran, biaya, dan keamanan transaksi. Mengabaikan satu aspek saja dapat berujung pada keterlambatan, potongan dana tak terduga, bahkan kegagalan transfer.
Berikut faktor-faktor utama yang harus diperhatikan:
Nilai Tukar (Kurs Mata Uang): Perbedaan kurs jual dan beli antar penyedia layanan dapat memengaruhi jumlah akhir yang diterima secara signifikan.
Biaya Transfer dan Biaya Tersembunyi: Termasuk biaya administrasi, biaya bank koresponden, serta potongan di sisi penerima.
Tujuan dan Jenis Transaksi: Transfer personal, bisnis, pendidikan, atau impor barang memiliki tingkat verifikasi dan regulasi yang berbeda.
Syarat dan Dokumen: Meliputi nama lengkap, alamat, nomor identitas, serta informasi rekening tujuan. Untuk transaksi bernilai besar atau keperluan bisnis, dokumen pendukung seperti invoice, kontrak kerja sama, atau bukti transaksi dapat diminta.
Kecepatan Proses Transfer: Setiap metode memiliki estimasi waktu yang bervariasi, mulai dari hitungan jam hingga beberapa hari kerja.
Regulasi dan Kepatuhan Hukum: Transaksi internasional tunduk pada aturan anti pencucian uang (AML), pelaporan devisa, dan kebijakan valuta asing.
Keamanan dan Reputasi Penyedia Layanan: Kredibilitas lembaga pengirim sangat menentukan perlindungan data dan dana.
Memahami faktor-faktor ini sejak awal akan membantu memastikan transfer berjalan efisien, transparan, dan minim risiko.
Beragam metode tersedia untuk mengirim uang ke China. Masing-masing memiliki karakteristik, kelebihan, dan keterbatasan yang perlu dipertimbangkan secara objektif.
Transfer melalui bank konvensional merupakan metode paling formal dan diakui secara global. Bank di Indonesia akan mengirim dana melalui jaringan SWIFT ke bank penerima di China.
Metode ini menawarkan tingkat keamanan tinggi dan jejak transaksi yang jelas. Namun, biaya administrasi relatif mahal dan waktu proses bisa memakan beberapa hari kerja. Transfer bank umumnya digunakan untuk nilai besar atau transaksi bisnis yang membutuhkan dokumentasi lengkap.
Langkah-langkah transfer lewat bank:
Datangi kantor cabang atau akses internet banking: Pastikan bank Anda mendukung transfer internasional (outward remitansi).
Siapkan data penerima secara lengkap: Meliputi nama bank penerima, alamat bank, SWIFT/BIC code, nomor rekening, dan nama penerima sesuai dokumen resmi.
Tentukan mata uang transfer: Umumnya menggunakan USD atau CNY, tergantung kebijakan bank pengirim.
Isi formulir transfer internasional: Sertakan tujuan transaksi untuk keperluan kepatuhan regulasi.
Lampirkan dokumen pendukung (jika diminta): Seperti invoice, kontrak, atau perjanjian bisnis untuk nominal besar.
Konfirmasi biaya dan kurs yang berlaku: Termasuk biaya bank pengirim, bank koresponden, dan potensi potongan di bank penerima.
Simpan bukti transaksi dan nomor referensi SWIFT: Digunakan untuk pelacakan jika terjadi keterlambatan.
Layanan remitansi hadir sebagai alternatif yang lebih fleksibel. Agen resmi biasanya memiliki jaringan pembayaran langsung di China, sehingga proses menjadi lebih cepat dan biaya lebih kompetitif.
Remitansi cocok untuk pengiriman dana rutin atau nominal menengah. Meski demikian, penting memastikan bahwa penyedia layanan memiliki izin resmi dan transparansi biaya yang memadai.
Langkah-langkah transfer lewat layanan remitansi:
Pilih penyedia remitansi berizin resmi: Pastikan terdaftar dan diawasi oleh otoritas keuangan terkait. Cek Tokoremit untuk melihat penyedia layanan pengiriman uang terpercaya.
Kunjungi agen atau akses platform digital remitansi: Beberapa layanan menyediakan opsi offline dan online.
Isi data pengirim dan penerima: Biasanya lebih sederhana dibanding bank, namun tetap harus akurat.
Tentukan jumlah transfer dan mata uang tujuan: Sistem akan menampilkan estimasi kurs dan total biaya.
Lakukan pembayaran: Bisa melalui transfer bank lokal, tunai, atau metode lain yang disediakan.
Konfirmasi transaksi: Agen akan memproses pengiriman ke jaringan mitra di China.
Pantau status pengiriman: Dana umumnya diterima dalam hitungan jam hingga 1 hari kerja.
Platform FinTech menawarkan pengalaman digital yang praktis dan efisien. Transaksi dapat dilakukan melalui aplikasi, dengan estimasi biaya dan kurs yang ditampilkan secara real-time.
Keunggulan utama FinTech adalah kecepatan dan kemudahan. Namun, terdapat batasan nominal tertentu serta kewajiban verifikasi data yang ketat. Pemilihan platform harus mempertimbangkan reputasi, keamanan sistem, dan kepatuhan regulasi.
Langkah-langkah transfer melalui FinTech:
Unduh dan daftar di aplikasi FinTech terpercaya: Gunakan platform yang memiliki izin resmi dan rekam jejak baik.
Lakukan verifikasi identitas (KYC): Biasanya meliputi unggah KTP, selfie, dan data pendukung lainnya.
Tambahkan data penerima di China: Bisa berupa rekening bank atau metode penerimaan lain sesuai platform.
Masukkan nominal transfer: Aplikasi akan menampilkan kurs, biaya, dan estimasi waktu secara transparan.
Pilih metode pembayaran: Umumnya melalui transfer bank lokal atau e-wallet.
Bayar dan Konfirmasi: Menggunakan PIN, OTP, atau autentikasi biometrik.
Lacak status pengiriman secara real-time: Banyak platform menyediakan notifikasi hingga dana diterima.
Biaya transfer tidak hanya berupa biaya administrasi di awal. Terdapat pula selisih kurs, biaya bank perantara, serta potongan di sisi penerima.

Memilih layanan transfer uang yang tepat bukan sekadar soal biaya murah atau proses cepat. Setiap metode memiliki karakteristik berbeda yang harus disesuaikan dengan tujuan transaksi, nilai pengiriman, serta tingkat keamanan yang dibutuhkan agar dana sampai tanpa kendala.
Berikut poin-poin utama yang perlu dipertimbangkan saat memilih layanan transfer:
Tujuan Transfer Dana: Tentukan apakah transfer bersifat personal, bisnis, pendidikan, atau perdagangan internasional karena masing-masing memiliki persyaratan berbeda.
Nominal dan Frekuensi Pengiriman: Transfer bernilai besar atau rutin memerlukan layanan dengan struktur biaya dan batas transaksi yang efisien.
Biaya Total dan Transparansi Kurs: Perhatikan biaya administrasi, selisih kurs, serta potensi potongan di bank penerima.
Kecepatan Proses Transfer: Sesuaikan metode dengan urgensi kebutuhan, mulai dari instan hingga beberapa hari kerja.
Keamanan dan Legalitas Penyedia Layanan: Pastikan layanan memiliki izin resmi, sistem keamanan berlapis, dan rekam jejak yang kredibel.
Kelengkapan Dokumentasi dan Jejak Transaksi: Penting terutama untuk transaksi bisnis atau kebutuhan audit di kemudian hari.
Dukungan Layanan Pelanggan: Ketersediaan customer support yang responsif sangat membantu jika terjadi kendala teknis.
Waktu transfer bervariasi tergantung metode yang digunakan. Transfer bank umumnya memerlukan 2–5 hari kerja. Remittance dapat menyelesaikan transaksi dalam hitungan jam hingga 1 hari kerja. Sementara FinTech sering kali menawarkan pengiriman instan atau same-day transfer.
Perlu diingat bahwa hari libur nasional, perbedaan zona waktu, serta proses verifikasi tambahan dapat memengaruhi durasi transfer.
Berikut langkah penting untuk menjaga keamanan saat transfer uang ke luar negeri:
Gunakan layanan transfer resmi dan berizin : Pastikan penyedia layanan terdaftar di otoritas keuangan dan memiliki reputasi terpercaya.
Verifikasi data penerima sebelum transfer : Cek nama penerima, nomor rekening, kode bank/SWIFT, dan negara tujuan secara teliti.
Waspadai permintaan transfer mendadak atau tidak wajar : Hindari transfer dengan tekanan waktu, alasan darurat, atau permintaan merahasiakan transaksi.
Aktifkan sistem verifikasi berlapis (OTP & notifikasi) : Gunakan layanan yang menyediakan OTP, konfirmasi transaksi, dan notifikasi real-time.
Jangan tergiur kurs terlalu murah di luar platform resmi : Kurs tidak masuk akal sering digunakan sebagai modus penipuan.
Hindari transfer ke pihak tidak dikenal tanpa dokumen pendukung : Untuk keperluan bisnis, pastikan ada kontrak, invoice, atau bukti kerja sama.
Pastikan keamanan website atau aplikasi yang digunakan: Gunakan platform ber-HTTPS, aplikasi resmi, dan hindari Wi-Fi publik saat transaksi.
Simpan bukti transaksi dan pantau status pengiriman dana : Simpan nomor referensi dan segera hubungi layanan pelanggan jika ada kejanggalan.
Hal penting yang perlu diketahui sebelum transfer uang dari Indonesia ke China:
Transfer luar negeri diawasi oleh Bank Indonesia (BI): Transaksi wajib melalui penyedia jasa keuangan resmi dan mengikuti aturan sistem pembayaran internasional.
Penerapan KYC, AML, dan CFT: Pengirim dan penerima harus diverifikasi untuk mencegah pencucian uang dan pendanaan ilegal.
Transfer uang pribadi umumnya tidak dikenakan pajak: Kiriman untuk keluarga, pendidikan, atau bantuan pribadi biasanya bebas pajak.
Transfer bisnis dapat memiliki implikasi pajak: Pajak berlaku pada aktivitas usaha, bukan pada proses transfer uangnya.
China menerapkan kontrol valuta asing (foreign exchange control): Dana masuk ke China dapat diperiksa tujuan dan dokumen pendukungnya.
Transfer dengan nominal besar dapat memicu pelaporan tambahan: Layanan transfer bisa meminta invoice, kontrak, atau dokumen pendukung.
Aturan berbeda antara transfer pribadi dan bisnis: Transfer bisnis umumnya membutuhkan verifikasi dan dokumen lebih lengkap.
Menggunakan layanan transfer resmi membantu kepatuhan regulasi: Penyedia resmi memastikan transaksi sesuai aturan lokal dan internasional.
Memahami proses transfer uang dari Indonesia ke China secara komprehensif adalah kunci untuk menghindari kesalahan yang merugikan. Dengan pengetahuan yang tepat, transaksi lintas negara dapat dilakukan secara efisien, aman, dan terkendali. Konsultasikan kebutuhan pengiriman uang Anda bersama dengan Tokoremit. Kami akan membantu Anda memenuhi semua kebutuhan pengriman uang ke seluruh dunia.
Apakah transfer ke China selalu menggunakan mata uang Yuan?
Tidak selalu. Beberapa layanan menggunakan USD sebagai mata uang perantara sebelum dikonversi.
Apakah ada batas maksimal transfer?
Ya. Setiap layanan dan regulator memiliki batasan berbeda tergantung jenis transaksi dan profil pengguna.
Apakah transfer internasional bisa dibatalkan?
Pembatalan sangat bergantung pada status transaksi. Setelah diproses, umumnya tidak dapat dibatalkan.
Apakah aman menggunakan aplikasi FinTech?
Aman jika menggunakan platform berizin resmi dan memiliki sistem keamanan berlapis.
Siapa regulator yang mengatur transfer uang dari Indonesia ke China?
Transfer uang dari Indonesia ke China diatur oleh Bank Indonesia di sisi pengirim dan SAFE (State Administration of Foreign Exchange) di sisi penerima di China. Kedua regulator ini mengawasi lalu lintas valuta asing dan kepatuhan transaksi lintas negara.
Apa peran Bank Indonesia dalam proses transfer uang ke China?
Bank Indonesia mengatur transfer ke luar negeri melalui aturan Lalu Lintas Devisa, termasuk kewajiban menggunakan bank atau layanan remitansi berizin, serta penerapan KYC dan AML untuk memastikan transaksi legal dan transparan.
Mengapa transfer ke China bisa tertahan atau diminta dokumen tambahan?
Karena transfer yang masuk ke China diawasi oleh SAFE. Untuk nominal tertentu atau tujuan bisnis, bank di China dapat meminta klarifikasi tujuan dana atau dokumen pendukung sebelum dana diteruskan ke penerima.
Apakah regulasi memengaruhi metode transfer uang ke China?
Ya. Regulasi menentukan metode transfer yang dapat digunakan, seperti transfer bank internasional (SWIFT) dan layanan remitansi resmi, serta membatasi metode lain seperti e-wallet yang memiliki limit dan ketentuan tambahan.
Metode transfer mana yang paling aman dan sesuai regulasi untuk jumlah besar?
Untuk nominal besar, metode yang paling aman dan compliant adalah transfer bank internasional (SWIFT) dan layanan remitansi resmi berizin Bank Indonesia, karena paling selaras dengan aturan Bank Indonesia dan SAFE.
